Ekonomi China Mulai Goyah

SHANGHAI - China yang dianggap mempunyai perekonomian paling kuat di dunia dan tidak terpengaruh oleh krisis keuangan global bulan lalu, saat ini mulai terlihat goyah.

Seperti dikutip dari AFP, Minggu (19/10/2008), ekonomi China selama lima tahun mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar dua digit. Di sisi lain, negara tirai bambu ini juga menerima pendapatan luar negeri lebih dari USD1,9 triliun membuat sistem keuangan China menjadi kuat, selain itu juga jauh dari krisis.

Namun, dengan banyaknya pengangguran akibat menurunnya kegiatan ekspor, bisnis properti yang melambat, dan harga saham menjadi rendah, perekonomian terbesar keempat di dunia ini mulai menurun.

"Masyarakat mulai melihat merasakan dampaknya di semua bisnis mereka, juga di pasar. Tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan secara cepat layaknya beberapa bulan lalu. Semakin besar krisis ekonomi yang terjadi di AS dan Eropa, maka semakin dirasakan oleh China," ujar ekonom World Bank Beijing Louis Kuijs.

Di samping itu, beberapa pemimpin di China mengatakan strategi untuk melindungi perekonomian negara mereka adalah tetap membuat perekonomian China tumbuh.

"Kalau negara dengan penduduk 1,3 miliar bisa membuat perekonomian menjadi stabil dan secara cepat mengembangkan perekonomian, hal itu merupakan kontribusi yang besar untuk dunia," ujar Perdana Menteri China Wen Jiabao.

Adapun pada Senin 20 Oktober besok, China akan mengumumkan pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) kuartal ketiga mereka. Pertumbuhan GDP China diharapkan menjadi 9,1 persen pada kuartal ketiga dibandingkan pada kuartal kedua sebesar 10,1 persen berdasarkan proyeksi dari Goldman Sachs.

Kendati demikian, bila bisnis properti semakin menurun di negara ini, maka perekonomian China tidak akan bisa tumbuh lebih dari tujuh persen dalam setahun.

Sejumlah analis pun mengharapkan para pemimpin di China bisa mempercepat proyek infrastruktur di seluruh negeri tersebut untuk menstimulasi perekonomian mereka